Sudah sampai puncaknya. Baca notes, blog, tweet, status mahasiswa kedokteran yang isinya whining semua. Mungkin ada yang maksudnya untuk lucu-lucuan saja, tetapi tetap saja tidak terasa benar. Rasanya kenapa tidak ada yang bersyukur sudah menjadi mahasiswa kedokteran, bisa hidup di dalamnya. Memang, tidak saya bantah kalau menjadi mahasiswa kedokteran itu susah. Bukankah itu sudah sepantasnya, apakah menyelamatkan hidup seseorang dan menyembuhkan itu gampang? Kalau perkara gampang, biar saja semua orang menyembuhkan diri mereka sendiri-sendiri. Bahkan, bukan seorang mahasiswa kedokteran pun hidup terlihat susah. Lihat saja orang-orang di pelabuhan, di pasar-pasar. Kurangnya, mereka kurang bergaul dengan berbagai media sosial untuk menyampaikan keluhan-keluhan mereka, yang saya yakini lebih banyak dari kita. Atau, mereka lebih bijak untuk menyimpan keluhan-keluhan itu karena mereka tahu ada begitu banyak untuk disyukuri.
Sadar, kamu sudah memilih kehidupan sebagai mahasiswa kedokteran. Jangan mengeluh terus dengan hidup kamu. Apa kamu tidak pernah terpikir di luar sana, kehidupan seperti apa ? Mungkin saja dengan beratnya kehidupan mahasiswa kedokteran maka kamu bisa lebih diandalkan saat keluar ke masyarakat. Tanggung jawab saat sudah lulus dari sekolah malah lebih berat, apa mau mengeluh juga ? Atau yang tidak kamu sukai adalah ujian-ujian? Bukankah ujian-ujian selalu ada di hidup kita.
Saya pun pernah mengalami masa-masa berat menjadi mahasiswa kedokteran dan rasanya akan terus terasa berat atau malah lebih berat kalau dipikir terus. Mahasiswa, kita dituntut lebih berpikir ke depan, lebih kreatif, lebih bisa menanggung tekanan, bukannya mengeluh dengan keadaan yang sudah ada.
Kalau memang terasa berat, dicarilah solusi untuk memudahkan. Dan, keluarkan mengeluh dari salah satu solusimu. Ayo, jadi mahasiswa kedokteran yang lebih baik dan bertanggung jawab.
sedikit tumpahan rasa terhadap dunia ini.
Tidak ada maksud menyakiti hati siapa-siapa.
Love,
Olivia.
No comments:
Post a Comment